PANORAMIC BANTEN

Kawasan Pariwisata Bali Menghadapi Kelebihan Pengunjung: Antara Berkah dan Ancaman

31 July 2025
Kawasan Pariwisata Bali Menghadapi Kelebihan Pengunjung: Antara Berkah dan Ancaman

Panoramic Banten. Pulau Bali kembali mencetak rekor jumlah kunjungan wisatawan internasional sepanjang tahun 2025. Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 8 juta turis mancanegara datang ke Bali dalam delapan bulan pertama tahun ini. Namun, di balik euforia pencapaian ini, muncul persoalan serius: kelebihan kapasitas pengunjung di kawasan wisata utama seperti Kuta, Seminyak, Ubud, dan Canggu. 

Akibat lonjakan ini, berbagai dampak mulai terasa. Kemacetan semakin parah, harga akomodasi melonjak drastis, dan daya dukung lingkungan seperti air bersih dan pengelolaan sampah kian tertekan. Banyak penduduk lokal mengeluhkan perubahan pola hidup dan hilangnya ketenangan yang dahulu menjadi ciri khas Bali. “Bali terasa seperti bukan rumah kami lagi,” ujar I Made Arya, warga lokal di kawasan Gianyar. 

Pemerintah daerah Bali dan Kementerian Pariwisata mengakui adanya tantangan tersebut. Salah satu solusi yang kini tengah digagas adalah memperluas distribusi wisatawan ke wilayah-wilayah lain di luar Bali selatan. Beberapa kawasan yang disebut sebagai alternatif adalah Bali utara (Buleleng), timur (Karangasem), dan barat (Jembrana), yang masih memiliki daya tarik alami namun belum berkembang maksimal dari sisi infrastruktur. 

Selain itu, para pengamat pariwisata menyarankan agar pemerintah menerapkan kebijakan “carrying capacity tourism” atau pembatasan jumlah kunjungan harian di titik-titik tertentu. Kebijakan ini sudah diterapkan di beberapa negara lain seperti Jepang dan Spanyol demi menjaga kelestarian destinasi wisata jangka panjang. Langkah ini dinilai lebih bijak dibanding mengejar jumlah wisatawan sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan dampaknya. 

Bali saat ini berdiri di persimpangan penting: memilih untuk menjadi destinasi massal atau bertransformasi menjadi pariwisata berkelanjutan. Jika tidak ditangani dengan cermat, kelebihan pengunjung bisa menjadi bumerang bagi citra dan kenyamanan Bali sebagai destinasi impian dunia. Semua pihak—pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat perlu duduk bersama menentukan arah masa depan pariwisata Pulau Dewata. 

Kawasan Pariwisata Bali Menghadapi Kelebihan Pengunjung: Antara Berkah dan Ancaman