PANORAMIC BANTEN

Gadget Bukan Mainan: Saat HP Jadi Racun Perkembangan Anak

17 July 2025
Gadget Bukan Mainan: Saat HP Jadi Racun Perkembangan Anak

Panoramic Banten. Di tengah hiruk pikuk dunia modern, banyak orang tua merasa terbantu dengan kehadiran gadget. Sekali klik YouTube, anak langsung tenang. Sekali buka game, tangisan langsung hilang. Tapi, sadarkah kita bahwa kenyamanan instan ini bisa menjadi racun tersembunyi bagi tumbuh kembang anak? Gadget, yang awalnya hanya “mainan sementara”, bisa berubah menjadi jerat jangka panjang yang mengganggu emosi, perilaku, hingga struktur otak si kecil. 

Penelitian menunjukkan bahwa anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya tidak dikenalkan dengan layar sama sekali. American Academy of Pediatrics menyebut bahwa paparan gadget yang terlalu dini berisiko mengganggu perkembangan bahasa, kreativitas, dan kemampuan sosial anak. Bukan hanya lambat bicara, anak juga bisa menjadi kurang responsif secara emosional dan sulit membangun koneksi dengan orang lain karena lebih akrab dengan layar daripada manusia.  

Satu hal yang sering luput dari perhatian: gadget bekerja seperti “candu digital”. Anak yang terbiasa mendapatkan hiburan instan dari layar, cenderung mudah bosan dengan aktivitas biasa seperti membaca buku, menggambar, atau bermain di luar rumah. Bahkan, ketika orang tua mencoba membatasi, anak bisa menunjukkan gejala tantrum hebat dan kemarahan tak terkendali. Ini bukan sekadar fase, tapi pertanda kecanduan yang seharusnya diwaspadai sejak awal. 

Solusinya bukan semata-mata “menjauhkan gadget”, tapi mengganti dengan aktivitas yang lebih kaya manfaat. Ajak anak bermain peran, membaca buku bergambar, mendengar dongeng, atau bermain fisik di taman. Aktivitas sederhana ini justru membangun kecerdasan emosional, keterampilan bahasa, dan empati hal-hal yang tidak bisa diberikan oleh layar. Kuncinya ada pada konsistensi dan keterlibatan orang tua dalam mendampingi proses tumbuh kembang anak secara aktif. 

Gadget bukanlah musuh, tapi juga bukan mainan yang bisa diberikan tanpa batas. Di tangan yang bijak, teknologi bisa menjadi alat bantu. Namun di tangan yang lengah, ia berubah menjadi racun diam-diam yang menggerogoti masa depan anak. Maka, sebelum terlambat, mari kita refleksi: apakah kita sedang memberi yang terbaik untuk anak atau justru mempermudah diri sendiri dengan mengorbankan tumbuh kembang mereka? 

Gadget Bukan Mainan: Saat HP Jadi Racun Perkembangan Anak