Bandung Kondusif: Komunitas Ojol Kompak Absen dari Aksi 1 September

Panoramic Banten. Komunitas pengemudi ojek online (ojol) di Bandung Raya menyatakan tidak turun ke jalan pada aksi 1 September. Perwakilan Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) menegaskan keputusan ini diambil untuk menjaga ketertiban serta mencegah aksi mereka ditunggangi pihak yang ingin memicu kerusuhan. Mereka juga mendukung aparat menindak tegas pelaku anarkis yang merusak fasilitas umum.
Sikap serupa dikemukakan jaringan komunitas lain. Dalam kunjungan Kapolresta Bandung ke Posko Samawana Jabar di Soreang, kedua pihak sepakat menolak tindakan anarkis dan mengimbau pengemudi fokus bekerja seperti biasa. Ketua Komunitas Ojol Samawana menilai unjuk rasa yang berujung rusuh merugikan masyarakat sekaligus citra profesi pengemudi.
Di sisi pengamanan, Polda Jabar tidak mengeluarkan izin unjuk rasa untuk periode 1–5 September, namun tetap menyiapkan personel dan skema pengamanan berlapis di sekitar Gedung DPRD Jabar guna mengantisipasi potensi kerumunan. Kebijakan ini merespons ajakan aksi yang sempat beredar luas di media sosial.
Keputusan komunitas ojol untuk absen dari aksi juga tak lepas dari kondisi pasca-kericuhan pada akhir pekan sebelumnya. Polisi menyebut ratusan orang yang ditangkap terkait kerusuhan di Bandung akan dipulangkan bertahap setelah pendataan dan pembinaan sebuah pesan bahwa jalur aspirasi harus ditempuh tanpa kekerasan.
Dengan komitmen komunitas ojol menjaga kondusivitas dan pengamanan yang disiapkan aparat, Bandung terpantau adem. Warga diimbau memantau informasi resmi untuk rekayasa lalu lintas apabila diperlukan, sementara pengemudi ojol melanjutkan layanan harian sembari menghindari provokasi di ruang fisik maupun digital.