PANORAMIC BANTEN

19 Tahun Lumpur Lapindo: Luka Panjang yang Belum Mengering

29 May 2025
19 Tahun Lumpur Lapindo: Luka Panjang yang Belum Mengering

Panoramic Banten. Sudah 19 tahun berlalu sejak semburan lumpur panas Lapindo pertama kali menyembul ke permukaan tanah di Sidoarjo, Jawa Timur. Namun, alih-alih berhenti, bencana ini justru menjadi kenangan pahit yang tak kunjung usai. Apa yang awalnya dianggap sebagai gangguan sementara, kini berubah menjadi simbol dari kelalaian dan penderitaan yang berkepanjangan.

Ribuan rumah tenggelam, ratusan hektare lahan produktif hilang, dan puluhan ribu warga terpaksa mengungsi tanpa kepastian. Semburan lumpur yang muncul sejak Mei 2006 telah mengubah wajah Porong dan sekitarnya menjadi lanskap yang suram, penuh kubangan lumpur dan sisa-sisa bangunan yang tinggal puing. Tak hanya merusak fisik wilayah, tetapi juga menghancurkan tatanan sosial, ekonomi, bahkan psikologis warganya.

Meski tanggul raksasa dan upaya penanganan telah dilakukan, kenyataannya lumpur tetap menyembur hingga kini, meski dalam volume yang lebih kecil. Ironisnya, sebagian masyarakat sudah mulai terbiasa dengan bencana ini—seolah menjadi bagian dari rutinitas. Namun di balik itu, rasa kecewa dan lelah masih membekas dalam ingatan para korban yang merasa keadilan tak benar-benar berpihak pada mereka.

Pemerintah memang sempat menjanjikan ganti rugi, dan beberapa di antaranya telah terealisasi. Tapi banyak yang merasa nilainya tak sebanding dengan kerugian yang diderita. Rumah hilang, usaha bangkrut, lahan warisan keluarga lenyap ditelan lumpur. Tidak sedikit warga yang harus memulai hidup dari nol, di tempat baru, dengan kondisi serba terbatas.

Kini, genangan lumpur Lapindo menjadi semacam "monumen bencana" yang nyata. Tempat itu dikunjungi wisatawan, jurnalis, hingga peneliti. Sebagian warga bahkan memanfaatkan situasi ini untuk membuka jasa ojek wisata lumpur. Ironis tapi nyata—bencana yang tak kunjung selesai, kini menjadi sumber penghidupan bagi sebagian orang yang terdampak.

Di usia ke-19 tahun, semburan Lapindo bukan hanya catatan sejarah geologi, tapi juga cermin dari ketahanan warga, kompleksitas penanganan bencana, dan potret buram kebijakan publik. Selama lumpur masih menyembur dan keadilan belum sepenuhnya hadir, kisah Lapindo tetap menjadi luka terbuka yang menanti akhir—yang entah kapan akan datang.

19 Tahun Lumpur Lapindo: Luka Panjang yang Belum Mengering