Panoramic Banten. Dalam upaya membumikan pembangunan nasional yang berkelanjutan, Wakil Gubernur Banten A. Dimyati Natakusumah menegaskan bahwa peran pemerintah desa tidak bisa dipandang sebelah mata. Di hadapan para kepala desa dalam forum strategis wilayah, ia menyuarakan satu pesan kuat: “Kalau ingin Indonesia maju, mulai dulu dari desanya.” Ungkapan ini bukan sekadar retorika, tapi seruan nyata untuk membangun dari bawah ke atas.

Menurut Dimyati, desa adalah laboratorium kehidupan rakyat. Di sanalah denyut pembangunan seharusnya paling terasa. Namun faktanya, banyak desa yang masih terjebak dalam keterbatasan fasilitas, akses informasi, dan sumber daya manusia. Untuk itu, ia mendorong agar desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi menjadi subjek yang aktif merancang masa depan.

Wakil Gubernur juga menyebut bahwa keberhasilan pembangunan nasional tak lepas dari sinergi antara pusat dan daerah, termasuk desa. Ia mengajak para kepala desa untuk lebih terbuka terhadap inovasi digital, pemberdayaan ekonomi lokal, hingga transparansi anggaran. “Desa hari ini bukan lagi soal sawah dan ladang saja, tapi tentang ekosistem ekonomi mandiri dan berdaya saing,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dimyati mendorong hadirnya kebijakan yang berpihak pada desa secara konkret—mulai dari pendampingan hukum untuk aparatur desa, pelatihan digitalisasi layanan publik, hingga pembukaan akses pasar untuk produk UMKM desa. Ia juga berharap agar kolaborasi antara desa, pemprov, dan sektor swasta bisa menciptakan gerakan pembangunan yang lebih dinamis.

Seruan ini bukan sekadar ajakan, melainkan dorongan moral agar desa tidak lagi berada di barisan belakang. Di tengah arus globalisasi dan transformasi digital, desa justru bisa menjadi episentrum solusi. Karena sejatinya, ketika desa kuat—negara pun akan kokoh.