Panoramic.  Kasus perundungan atau bullying di sekolah masih menjadi masalah serius yang berdampak besar terhadap kesehatan mental dan perkembangan sosial anak. Tidak sedikit anak yang menjadi korban memilih diam karena takut atau malu untuk bercerita. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru sangat penting untuk mengenali tanda-tanda awal anak yang terdampak. 

Salah satu tanda paling umum adalah perubahan perilaku. Anak yang biasanya ceria bisa menjadi pendiam, mudah marah, atau terlihat murung. Mereka juga bisa menunjukkan tanda kecemasan berlebih, enggan berangkat ke sekolah, atau sering mengeluh sakit tanpa alasan medis yang jelas. 

Selain itu, perubahan pola makan dan tidur juga bisa menjadi indikator. Anak korban bullying mungkin kehilangan nafsu makan, sulit tidur, atau sering terbangun di malam hari. Secara akademik, mereka biasanya mengalami penurunan prestasi karena sulit berkonsentrasi di kelas. 

Tanda fisik juga dapat terlihat, seperti memar atau luka yang tidak bisa dijelaskan dengan jelas. Dalam beberapa kasus, anak bisa menjadi lebih tertutup dan menghindari interaksi sosial, baik dengan teman sebaya maupun anggota keluarga. 

Bullying bukan sekadar persoalan sepele antar teman, tetapi ancaman serius bagi tumbuh kembang anak. Mendeteksi lebih dini dan memberikan dukungan emosional dapat membantu anak pulih dan merasa aman kembali. Sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu bekerja sama menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan.