Panoramic Banten. PT Pertamina (Persero) mencatat sejarah baru di sektor energi nasional dengan meluncurkan penerbangan komersial perdana menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah. Uji coba ini dilakukan bersama maskapai Pelita Air pada rute Jakarta–Denpasar dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Bioavtur hasil olahan Pertamina diproduksi melalui teknologi co-processing di Kilang Cilacap dengan memanfaatkan katalis lokal “Merah-Putih”. Produk ini telah memenuhi standar mutu internasional, termasuk ASTM D1655, Def Stan 91-091, serta ketentuan dalam negeri yang ditetapkan Kementerian ESDM.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menjelaskan bahwa penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku avtur ramah lingkungan ini mampu menekan emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan avtur konvensional. “Langkah ini bukan hanya inovasi energi, tetapi juga solusi nyata dalam mendukung ekonomi sirkular dan target net zero emission Indonesia pada 2060,” ujarnya.

Pemerintah menyambut positif inisiatif tersebut. Dukungan lintas kementerian diberikan agar Indonesia dapat menjadi pusat pengembangan SAF di kawasan ASEAN. Pertamina juga menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam riset dan uji coba, mulai dari pengujian mutu hingga penerbangan komersial.

Selain berdampak pada lingkungan, pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku bioavtur juga diharapkan menciptakan rantai nilai baru, dari pengumpulan limbah rumah tangga hingga pengolahan energi berkelanjutan. Pertamina telah memperoleh sertifikasi internasional ISCC CORSIA dan RED-EU, menjadikannya pelopor SAF bersertifikat di Asia Tenggara.

Dengan peluncuran bioavtur ini, Indonesia menegaskan komitmennya dalam transisi energi bersih sekaligus memperkuat kemandirian energi berbasis inovasi dalam negeri.