PANORAMIC BANTEN

Jeda untuk Jiwa: Mengapa Kita Perlu ‘Istirahat Mental’ di Tengah Kesibukan

8 May 2025
Jeda untuk Jiwa: Mengapa Kita Perlu ‘Istirahat Mental’ di Tengah Kesibukan


Panoramic Banten. Di tengah kesibukan harian yang padat—pekerjaan yang menumpuk, notifikasi tak henti, dan tuntutan dari berbagai arah—kita sering lupa bahwa otak juga butuh istirahat, bukan hanya tubuh.

Banyak orang merasa lelah padahal tidurnya cukup. Merasa kosong padahal aktivitas berjalan seperti biasa. Ini bukan soal fisik, tapi soal mental. Inilah yang disebut mental fatigue, kelelahan jiwa yang diam-diam menggerogoti semangat, fokus, dan bahkan rasa bahagia.

Apa Itu Istirahat Mental?

Istirahat mental bukan sekadar tidur atau rebahan. Ini tentang memberi ruang bagi pikiran untuk tidak terus-menerus ‘on’. Bisa dengan:
Duduk diam tanpa memegang ponsel selama 10 menit,
Menulis jurnal harian,
Mendengarkan musik tanpa multitasking,
Melihat langit sore sambil menarik napas dalam.Kedengarannya sederhana, tapi memberi efek luar biasa. Seperti tombol refresh bagi otak.

Mengapa Kita Perlu Ini?

Penelitian menunjukkan bahwa jeda mental secara rutin dapat:
Mengurangi kecemasan,
Meningkatkan fokus dan produktivitas,
Menurunkan risiko burnout (kelelahan emosional),
Meningkatkan kualitas tidur dan suasana hati.

Di dunia yang terus berlari, orang yang berani berhenti sejenak justru lebih siap untuk melanjutkan.

Tanda Kamu Butuh Istirahat Mental:
Merasa cepat marah tanpa sebab jelas,
Sulit konsentrasi,
Bangun tidur tetap merasa lelah,
Tidak menikmati hal-hal yang biasanya kamu sukai.

Jika tanda-tanda ini muncul, saatnya kamu memberi ‘ruang’ untuk dirimu sendiri.

Kesimpulan:
Kesehatan mental tidak datang dari liburan mahal atau pelarian panjang. Kadang cukup dari kesediaan kita untuk berhenti sejenak, menyadari bahwa menjadi produktif bukan berarti terus-terusan bergerak. Karena bahkan mesin pun butuh istirahat agar tidak rusak. Apalagi manusia.

Jeda untuk Jiwa: Mengapa Kita Perlu ‘Istirahat Mental’ di Tengah Kesibukan