Panoramic Banten. Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji 2025 di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah haji Indonesia mulai diarahkan untuk lebih mempersiapkan diri, tidak hanya secara logistik, tetapi juga secara mental dan fisik.
 
Puncak haji yang akan berlangsung pada 9 Zulhijjah 1446 H (5 Juni 2025) merupakan momen paling penting dan menantang dalam seluruh rangkaian ibadah haji. Aktivitas fisik yang padat, cuaca ekstrem yang dapat mencapai suhu hingga 50 derajat Celsius, serta perpindahan dalam skala besar membutuhkan ketahanan tubuh dan kesiapan psikis yang prima.
 
Jemaah dihimbau untuk menjaga kesehatan tubuh dengan memperbanyak istirahat, minum air putih secara rutin untuk mencegah dehidrasi, serta mengonsumsi makanan bergizi. Obat-obatan pribadi juga harus selalu dibawa, mengingat perjalanan panjang yang akan ditempuh dari Makkah ke Arafah, lanjut ke Muzdalifah, dan bermalam di Mina.
 
Selain kesiapan fisik, ketenangan batin juga menjadi kunci. Menjelang Armuzna, para pembimbing ibadah terus mengajak jemaah untuk memperbanyak zikir, membaca doa-doa manasik, serta menguatkan niat dan pemahaman terhadap makna ibadah haji. Hal ini penting untuk menghadapi segala kemungkinan, seperti keterlambatan mobilisasi, kelelahan, hingga tekanan psikis akibat keramaian.
 
Para petugas haji dari kloter masing-masing turut memberikan edukasi ringan melalui majelis taklim atau sesi pembekalan menjelang keberangkatan ke Arafah. Jemaah juga dibekali dengan informasi teknis agar tidak tersesat atau terpisah dari rombongan saat di tenda maupun dalam proses wukuf dan mabit.
 
Dengan bekal pengetahuan, kesiapan hati, serta fisik yang terjaga, diharapkan para jemaah Indonesia dapat menjalani prosesi puncak haji dengan lancar, tertib, dan penuh kekhusyukan. Pemerintah melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga terus memberikan pendampingan dan pemantauan agar semua jemaah dapat kembali dalam keadaan sehat dan meraih haji yang mabrur.