Dompet Tanpa Uang: Ledakan Cashless di Indonesia Peluang Besar, Risiko Mengintai

Panoramic Banten. Di kasir warung hingga mal, QRIS jadi refleks: tinggal “scan–bunyi–beres.” Data terbaru memperlihatkan lonjakan tajam: Juli 2025, volume transaksi QRIS melesat 162,77% (yoy), sementara BI-FAST memproses 414,62 juta transaksi bernilai Rp1.016,48 triliun tanda bahwa nontunai sudah masuk arus utama perilaku belanja dan kirim-mengirim uang harian. Pada bulan yang sama, total transaksi pembayaran digital mencapai 4,44 miliar (yoy +45,30%). Angka-angka ini bukan sekadar statistik; ini cermin perubahan kebiasaan finansial masyarakat.
Apa pendorongnya? Praktis, cepat, dan penuh insentif. Dompet digital kian “lengket” karena promo, sementara pelaku UMKM makin mudah menerima pembayaran via QR. Pengguna aktif QRIS diperkirakan menembus ~56 juta pada Kuartal I/2025, memperlebar jaringan adopsi. Sejalan itu, nilai transaksi uang elektronik semester I/2025 mencapai Rp1.52 kuadriliun, tumbuh ~30% yoy, menandakan keseharian yang makin bergeser ke layar ponsel.
Peluangnya luas: dari efisiensi kasir dan jejak transaksi yang rapi untuk akses pembiayaan, sampai pasar lintas batas. Sejak 17 Agustus 2025, QRIS mulai diterima di Jepang (sebagian merchant), membuka koridor wisata–belanja yang lebih mulus. Di regional, inisiatif BIS Project Nexus menargetkan konektivitas pembayaran ritel lintas negara pada 2026, yang bila Indonesia ikut bisa memangkas biaya dan gesekan transaksi antarwarga Asia.
Namun, euforia cashless dibayangi kejahatan digital. OJK mencatat 44.877 laporan penipuan transaksi belanja online hingga Agustus 2025, bagian dari kerugian publik yang tembus Rp4,8 triliun pada sektor jasa keuangan. Modusnya variatif: social engineering, impersonation, pemalsuan bukti transfer, hingga “deepfake” yang makin canggih. Dalam kompetisi kecepatan, kehati-hatian adalah “rem” yang wajib.
Jadi, apa sikap bijaknya? Bagi konsumen: aktifkan notifikasi dan pembatasan transaksi, verifikasi penerima, hindari klik tautan mencurigakan, gunakan 2FA/biometrik, dan simpan bukti transaksi. Bagi pelaku usaha: tampilkan QR resmi, rekonsiliasi harian, edukasi staf soal modus penipuan, dan tawarkan opsi pembayaran beragam untuk turunkan biaya serta perluas pasar. Bagi regulator dan penyedia: teruskan standardisasi keamanan dan interkonektivitas lintas batas. Cashless bukan sekadar tren ini infrastruktur ekonomi baru. Tumbuh cepat, asal aman, manfaatnya terasa untuk semua.