Panoramic Banten.  Kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam masa awal kelahiran anak mulai mendapat tempat di dunia kerja Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa 43% perusahaan di Indonesia kini telah menerapkan kebijakan cuti ayah. Angka ini menjadi sinyal positif dalam upaya mendorong keseimbangan peran orang tua dan kesetaraan gender di lingkungan profesional. 

Namun, di sisi lain, sebanyak 43% perusahaan lainnya masih belum menjalankan hak cuti ayah, meskipun hal ini telah diatur dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2024. Kondisi ini memperlihatkan adanya kesenjangan implementasi antara regulasi dengan realita di lapangan. 

Cuti ayah bukan sekadar waktu istirahat, tapi menjadi bentuk dukungan nyata terhadap ibu baru, yang masih sering menanggung beban utama dalam pengasuhan awal anak. Kehadiran ayah secara langsung di masa-masa awal kelahiran juga penting untuk membentuk ikatan emosional dengan anak serta meringankan beban fisik dan mental ibu. 

Dari perspektif perusahaan, pemberian cuti ayah juga membawa manfaat jangka panjang. Riset menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan cuti ayah memiliki tingkat produktivitas dan retensi karyawan yang lebih tinggi, karena pekerja merasa didukung dan dihargai. 

Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih memiliki PR besar. Islandia dan Spanyol menjadi contoh negara yang sudah menerapkan cuti ayah lebih panjang dan komprehensif, sebagai bagian dari strategi nasional mereka dalam mendorong kesetaraan gender. 

Ke depan, diharapkan lebih banyak perusahaan di Indonesia mulai mematuhi regulasi dan melihat cuti ayah bukan sebagai beban, tapi sebagai investasi untuk kesejahteraan keluarga dan keberlanjutan bisnis.