PANORAMIC BANTEN

Bukan Dosen, Tapi Ambil S3? Ini Alasan Cerdas di Baliknya 

10 May 2025
Bukan Dosen, Tapi Ambil S3? Ini Alasan Cerdas di Baliknya 

Panoramic Banten.  Selama ini, gelar doktor (S3) identik dengan dunia akademik. Banyak yang mengira hanya dosen atau peneliti kampus yang butuh pendidikan setinggi itu. Tapi kini, tren mulai berubah. Semakin banyak profesional non-akademik  dari pengusaha, birokrat, praktisi media, hingga aktivis  yang memilih menempuh studi doktoral. Pertanyaannya, buat apa? 

Lebih dari Sekadar Gelar

“Bagi saya, S3 bukan soal jadi dosen. Ini soal mengasah kemampuan berpikir strategis dan menyumbangkan solusi nyata lewat riset,” ujar Nosi, Vice President perusahaan terkemuka yang kini tengah menempuh program doktoral di bidang ilmu manajemen.
 
Pendidikan doktoral kini dipandang sebagai jalan untuk memperdalam pemahaman atas isu-isu kompleks, membangun gagasan solutif berbasis data, dan memperkuat kredibilitas di berbagai bidang, bukan hanya di kelas.
 

Alasan Mengapa S3 Juga Relevan bagi Non-Dosen 

1. Menjadi Pakar di Bidang Tertentu,  S3 melatih kemampuan berpikir kritis dan tajam. Ini sangat berguna bagi pengambil keputusan, pemimpin organisasi, maupun praktisi hukum, ekonomi, dan teknologi.

2. Menguatkan Personal Branding,  Gelar doktor memberi pengaruh besar dalam membangun kepercayaan publik, khususnya jika terlibat dalam advokasi, public speaking, atau bisnis.

3. Meningkatkan Peluang Karier dan Jaringan,  Banyak posisi strategis di pemerintahan, lembaga internasional, atau industri swasta yang kini mencari kandidat dengan gelar doktor. 

4. Membangun Karya yang Berdampak,  Penelitian S3 bisa dijadikan pijakan untuk buku, kebijakan, teknologi, hingga gerakan sosial yang konkret. 

5. Investasi Jangka Panjang,  Meski prosesnya menantang, S3 adalah investasi pengetahuan yang memberikan manfaat hingga puluhan tahun ke depan.


Nosi


Bukan Sekadar Menulis Disertasi 

Program doktoral saat ini dirancang lebih fleksibel dan aplikatif. Banyak kampus membuka ruang riset kolaboratif lintas sektor, termasuk praktik industri dan pengabdian masyarakat. Bahkan, topik-topik disertasi bisa berasal dari kasus nyata di lapangan, bukan hanya dari teori.  Disertasi bukan lagi "syarat lulus", tapi bisa jadi karya monumental yang membawa perubahan. Bahkan, banyak alumni doktoral yang menjadikan disertasinya sebagai buku, startup, model bisnis, atau materi advokasi. 
 

Bukan Dosen, Tapi Ambil S3? Ini Alasan Cerdas di Baliknya