PANORAMIC BANTEN

Achmad Rifai: ANCAMAN BANTEN EMAS 2045 AKIBAT GENERASI BRAIN ROT

6 May 2025
Achmad Rifai: ANCAMAN BANTEN EMAS 2045 AKIBAT GENERASI BRAIN ROT

Panoramic Banten.  Pemerintah Provinsi Banten memfokuskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Banten Tahun 2025-2045 pada pencapaian Indonesia Emas. Tata kerja RPJPD Provinsi Banten 2025-2045 sejalan.serta mendorong pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. 

Program Banten Emas 2045 akan terancam tidak tercapai apabila generasi penerusnya terpapar Generasi Brain Rot! Istilah ini mungkin merujuk pada fenomena penurunan kemampuan kognitif atau penurunan kualitas pemikiran kritis pada generasi tertentu, terutama di era digital ini. 

Kemajuan teknologi digital sangat potensial mendorong produktivitas sumber daya manusia dalam memajukan segenap sektor kehidupan. Namun, di balik masifnya teknologi itu tersimpan ancaman yang justru mendegradasi mutu kualitas manusia, tak terkecuali bagi para generasi muda. 

Tanpa disertai batasan norma yang jelas dan literasi yang memadai, kemajuan teknologi digital hanyalah alat yang rentan membuat terlena dan membuang masa produktif para generasi bangsa. 

 PENYEBAB POTENSIAL BRAIN ROT 

Beberapa kemungkinan penyebab Generasi Brain Rot antara lain: 

1. Ketergantungan pada teknologi: Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif dan mengurangi kemampuan berpikir kritis. 

2. Kurangnya aktivitas mental: Kurangnya aktivitas mental yang menantang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif. 

3. Informasi yang berlebihan: Paparan informasi yang berlebihan dapat menyebabkan kebingungan dan penurunan kemampuan untuk memproses informasi secara efektif. 

 DAMPAK BRAIN ROT 

Dampak dari Generasi Brain Rot dapat meliputi: 

1. Penurunan kemampuan kognitif: Penurunan kemampuan berpikir kritis, memori, dan kemampuan problem-solving. 

2. Ketergantungan pada teknologi: Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mempengaruhi kemampuan untuk berpikir secara mandiri. 

3. Kurangnya kreativitas: Kurangnya kemampuan untuk berpikir kreatif dan inovatif. 

 

Saat Indonesia tengah sibuk membangun visi Indonesia Emas 2045, sebuah cita-cita menjadi negara maju tepat di usia kemerdekaan ke-100, ancaman tersembunyi datang dari sesuatu yang jarang dibahas dalam wacana pembangunan: fenomena brain rot di kalangan generasi muda. Istilah ini merujuk pada penurunan kualitas berpikir, kemampuan analisis, dan daya tahan mental akibat konsumsi berlebihan konten digital instan dan dangkal. 

World Economic Forum (2023) dalam laporannya tentang Future of Jobs menyebutkan, 85 juta pekerjaan di dunia akan hilang akibat otomasi pada 2025, dan hanya akan tergantikan oleh pekerja dengan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemahaman digital yang baik. Tanpa SDM yang siap, peluang Indonesia menjadi negara maju bisa jadi hanya tinggal mimpi. 

Data yang dirilis We are Social menunjukkan ada 212 juta penduduk Indonesia yang menggunakan internet pada tahun 2025. Artinya, akses masyarakat Indonesia terhadap internet mencapai 74,6 persen. Dari angka tersebut, ada 143 juta orang atau setara 50,2 persen masyarakat Indonesia yang sudah terkoneksi dengan platform media sosial per Januari 2025. 

Secara komposisi, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024 mengidentifikasi bahwa kontribusi internet Indonesia didominasi kalangan generasi muda produktif. Rinciannya, terdiri dari kelompok gen Z (kelahiran 1997-2012) yang mencapai 34,40 persen dan generasi millenial (kelahiran 1981-1996) 30,62 persen. 

Untuk generasi lainnya, rata-rata presentasenya berada di bawah 20 persen. Gen X (kelahiran 1965-1980) 18,98 persen; post gen Z (kelahiran di atas tahun 2013) sebesar 9,17 persen; baby boomers (kelahiran 1946-1964) sebesar 6,58 persen; dan pre-boomer (kelahiran sebelum tahun 1945) yang hanya 0,24 persen. 

 

Foto: Oxforduniversitypress
 

SOLUSI MENGATASI BRAIN ROT 

Beberapa solusi untuk mengatasi Generasi Brain Rot antara lain: 

1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis: Meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui aktivitas mental yang menantang. 

2. Mengurangi ketergantungan pada teknologi: Mengurangi penggunaan teknologi yang berlebihan dan meningkatkan aktivitas mental yang tidak terkait dengan teknologi. 

3. Meningkatkan kreativitas: Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif melalui aktivitas yang mempromosikan inovasi dan kreativitas. 

 Penyebab brain rot saling berhubungan antara satu penyebab dengan penyebab lainnya. Misalnya, penggunaan teknologi berlebihan dengan kurangnya aktivitas fisik dan olahraga. Di sisi lain terjadi pola makan yang tidak seimbang pada individu. Kurangnya tidur dan istirahat serta adanya stres dan tekanan kerja yang tinggi juga turut menyebabkan terjadinya fenomena ini. 

 

Achmad Rifai: ANCAMAN BANTEN EMAS 2045 AKIBAT GENERASI BRAIN ROT